ANALISIS PENDIDIKAN
JASMANI
A. Pengertian
Pendidikan Jasmani (disingkat Penjas)
adalah mata pelajaran untuk melatih kemampuan psikomotorik yang mulai diajarkan
secara formal di sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
Menurut Arie Asnaldi
(2008) Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun
anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai
kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani,
pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak.
Pendidikan Jasmani adalah kegiatan jasmani yang
diselenggarakan untuk menjadi media bagi kegiatan pendidikan. Pendidikan adalah
kegiatan yang merupakan proses untuk mengembangkan kemampuan dan sikap rohaniah
yang meliputi aspek mental, intelektual dan bahkan spiritual. Sebagai bagian
dari kegiatan pendidikan, maka pendidikan jasmani merupakan bentuk pendekatan
ke aspek sejahtera Rohani (melalui kegiatan jasmani), yang dalam lingkup sehat
WHO berarti sehat rohani, oleh Guru Besar (Pens.) Drs. (Physiol.) H.Y.Santosa
Giriwijoyo, dan Dra. Lilis Komariyah, M.Pd..
Pendidikan
jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam
hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh,
mahluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah
kualitas fisik dan mentalnya.
Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu
bidang kajian yang sungguh luas. Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak
manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak
manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik
dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap
wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang
menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani
yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.
Setiap definisi,
pendidikan jasmani diartikan dengan berbagai ungkapan dan kalimat. Namun
esensinya sama, jika disimpulkan bermakna jelas, bahwa pendidikan jasmani
memanfaatkan alat fisik untuk mengembangkan keutuhan manusia. Dalam kaitan ini
diartikan bahwa melalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut
terkembangkan, bahkan dengan penekanan yang cukup dalam. Berbeda dengan bidang
lain, misalnya pendidikan moral, yang penekanannya benar-benar pada
perkembangan moral, tetapi aspek fisik tidak turut berkembang, baik langsung
maupun secara tidak langsung.
Karena hasil-hasil kependidikan dari pendidikan jasmani
tidak hanya terbatas pada manfaat penyempurnaan fisik atau tubuh semata,
definisi penjas tidak hanya menunjuk pada pengertian tradisional dari aktivitas
fisik. Kita harus melihat istilah pendidikan jasmani pada bidang yang lebih
luas dan lebih abstrak, sebagai satu proses pembentukan kualitas pikiran dan
juga tubuh.
Sungguh, pendidikan jasmani ini karenanya harus
menyebabkan perbaikan dalam ‘pikiran dan tubuh’ yang mempengaruhi seluruh aspek
kehidupan harian seseorang. Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula
penekanan pada ketiga domain kependidikan : psikomotor, kognitif, dan afektif.
Dengan meminjam ungkapan Robert Gensemer, penjas diistilahkan sebagai proses
menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa.” Artinya, dalam
tubuh yang baik ‘diharapkan’ pula terdapat jiwa yang sehat, sejalan dengan
pepatah Romawi Kuno: Men sana in corporesano.
B.
Tujuan Pendidikan Jasmani
1. Mengembangkan
keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan
kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan
olahraga yang terpilih.
2. Meningkatkan
pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
3. Meningkatkan
kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
4. Meletakkan landasan
karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung
didalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
5. Mengembangkan
sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri, pantang menyerah dan demokratis.
6. Mengembangkan
keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
7. Memahami konsep
aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi
untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran,
terampil, serta memiliki sikap yang positif
C. Ruang Lingkup
Pendidikan Jasmani
1. Permainan dan
olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak,
keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders,
kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu
tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.
2. Aktivitas
pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan
bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.
3. Aktivitas senam
meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan
alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
4. Aktivitas ritmik
meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas
lainnya.
5. Aktivitas air meliputi:
permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang
serta aktivitas lainnya.
6. Pendidikan luar
kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah,
menjelajah, dan mendaki gunung.
7. Kesehatan,
meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya
yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang
sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera,
mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan
UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke
dalam semua aspek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar