Jumat, 27 April 2012


MAKALAH ANALISIS TENTANG
LARI GAWANG, LOMPAT JANGKIT, DAN LEMPAR LEMBING
TAHUN AKADEMIK 2011 / 2012




 








DISUSUN OLEH :
Nama              : HERDIAN DANANG I
NIM                : K 4611056
Fak./Prodi      : FKIP / PENJASKESREK



MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ATLETIK LANJUT

DARI DOSEN PENGAMPU POMO WARIH ADI, S.Pd., M.Or
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA



A.      SEJARAH SINGKAT ATLETIK
Atletik adalah aktifitas jasmani yang kompetitif atau dapat diadu berdasarkan gerak dasar manusia, yaitu seperti berjalan, berlari, melempar, dan melompat. Atletik seperti yang kita ketahui sekarang, dimulai sejak diadakan olympiade modern yang pertama kali diselenggarakan di kota Athena pada tahun 1896 dan sampai terbentuknya badan dunia Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF) pada tahun 1912. Atletik pertama kali diperkenalkan di Indonesia dengan sebutan Netherlands Indische Athletick Unie (NIAU) tanggal 12 Juli 1917 dan dalam perkembangannya terbentuk suatu organisasi yang bergerak dibidang atletik dengan nama Persatuan Atletik Seluruh Indonesia.

B.       ANALISA LARI GAWANG
1.    Pengertian Umum
Lari gawang merupakan olah raga atletik lari cepat dengan menempuh jarak tertentu namun diharuskan untuk melompati gawang-gawang yang tingginya diatur dalam peraturan perlombaan. Pada saat melompati gawang, atlet harus melakukannya secara beruntun, lancar, dan rileks. Pada saat berlari diusahakan tidak melayang terlalu lama, sehingga kecepatan lari tetap dipertahankan. Saat berada di atas gawang, atlet harus berusaha menjaga keseimbangannya dengan badan condong ke depan. Pada saat berlari, sebisa mungkin seperti gerakan sprint sehingga kecepatan tetap terjaga. Faktor pertama yang harus diperhatikan oleh atlet lari gawang adalah gerakan yang dilakukan saat start ke gawang pertama. Hal ini dimaksudkan agar saat akan menolakkan kaki melewati gawang pertama dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan lancar. Kemudian pada saat melewati gawang, dan gerakan finish juga merupakan faktor suksesnya lari gawang.
Peraturan perlombaan lari gawang pada dasarnya sama dengan peraturan pada lari jarak pendek. Perbedaannya hanya terletak pada gawang yang harus dilewati. Pokok-pokok peraturan dalam perlombaan lari gawang yang perlu diketahui antara lain sebagai berikut:
a.       Semua perlombaan lari gawang harus dilakukan pada jalurnya masing-masing; mulai dari start sampai melewati garis finish.
b.      Seorang peserta lomba lari gawang yang menarik kakinya di luar bidang horizontal atas gawang pada saat rnelampauinya, atau melompati gawang yang tidak berada di lintasan sendiri, atau menurut pendapat wasit dengan sengaja menjatuhkan gawang dengan tangan atau kaki dinyatakan diskualifikasi.
c.       Dalam perlombaan lari gawang, jumlah gawang yang harus dilewati oleh setiap pelari jumlahnya 10 buah, baik untuk jarak 100 m,110 m,maupun 400 m, dengan ketentuan seperti pada tabel berikut ini.

Ketentuan jarak dan ukuran gawang pada perlombaan lari gawang :
Jenis Kelamin
Nomor Lari Gawang
Tinggi Gawang
Jarak Garis Start ke Gawang Pertama
Jarak Antar Gawang
Putra
110 m
1,067 m
13,72 m
9,14 m

400 m
0,914 m
45,00 m
35,00 m
Putri
100 m
0,840 m
13,00 m
8,50 m

400 m
0,762 m
45,00 m
35,00 m

2.    Teknik Lari Gawang
Teknik merupakan pondasi dasar dari tingginya prestasi. Teknik adalah cara yang paling efisien dan sederhana dalam memecahkan kewajiban fisik atau masalah yang dihadapi dan dibenarkan dalam lingkup peraturan (lomba) olahraga. Secara garis besar Teknik lari gawang dapat digolongkan menjadi 4 tahap, yaitu :
a.      Gerak awalan (pada saat start).
b.      Gerak saat melewati gawang.
c.       Lari cepat (sprint) antar gawang.
d.      Gerakan akhir (pada saat finish).
Secara spesifik akan dijelaskan seperti berikut :

a.      Gerak awalan (Start)
Gerak awalan (start) dari garis start ke gawang pertama biasanya dilakukan dalam lari gawang adalah dengan start jongkok. Untuk dapat melakukan lari gawang dengan benar dan lancar, tidak hanya skill dan kecepatan saja seorang pelari juga harus memperhatikan awalan (start) karena gerakan ini dapat menjadi penentuan awal suksesnya lari gawang, pada waktu akan melewati gawang yang pertama yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut :
a.       Pada waktu hendak bertolak, pinggang harus diangkat tinggi dan cukup jauh dari gawang yang akan dilewatinya.
b.      Lutut kaki harus berada didepan diangkat tinggi, hingga membentuk sudut kurang lebih 900 - 950, sedangkan lutut kaki belakang lurus dengan tumit diangkat tinggi.

b.      Gerak saat melewati gawang
Setelah sukses dengan gerakan awalan (start), gerakan selanjutnya adalah melewati gawang dengan rentang waktu secepat-cepatnya demi menjaga keseimbangan kecepatan lari. Usahakan ketika berada diatas gawang keseimbangan tetap terjaga.
1)      Lintasan gerak tubuh waktu berada diatas gawang harus diusahakan serendah mungkin, dengan badan agak condong ke depan dan lutut agak dibengkokkan.
2)      Kaki yang digunakan untuk menolak ditarik ke depan dengan jalan memutar ke samping.
3)      Setelah kaki depan melewati gawang, segera diturunkan ke tanah dengan keadaan lurus.
4)      Lengan harus membantu keseimbangan di atas gawang, sehingga dapat membantu cepat kembali ke posisi gerak ke depan.
5)      Pada saat berada di atas gawang badan dicondongkan ke depan, hal ini sangat berguna menjaga keseimbangan gerakan mendorong ke depan.
6)      Pada saat mendarat di tanah, kaki dalam keadaan lurus.
7)      Kaki belakang dengan lutut ditekuk, tetap terangkat tinggi supaya dapat bergerak bebas menjangkau ke depan dalam usaha membantu langkah panjang.
8)      Badan dicondongkan ke depan membantu membawa berat badan, sehingga kaki yang berada di atas mudah bergerak melangkah ke depan.

c.       Lari cepat (sprint) antar gawang
Jumlah langkah diantara gawang yang harus dilakukan oleh setiap pelari berbeda-beda. Para pelari umumnya berusaha untuk dapat :
1)      Membuat langkah dari start ke gawang pertama antara 7-9 langkah.
2)      Setelah langkah kaki depan mendarat ditanah mencapai 3 langkah diantara gawang.
d.      Gerakan akhir (pada saat finish)
Setelah kaki depan melewati gawang terakhir dan mendarat di tanah, yang harus dilakukan oleh seorang pelari gawang adalah sebagai berikut :
1)      Badan condong ke depan.
2)      Kaki belakang secepatnya langkahkan ke depan.
3)      Lari secepat-cepatnya sampai melewati garis finish, dengan membusungkan dada ke depan.

3.    Gambaran Pelatihan Lari Gawang
Segala sesuatu yang diharapkan memperoleh hasil maksimal harus direncanakan dengan baik dan matang. Begitu juga halnya dengan lari gawang, seorang pelari apabila ingin mempunyai prestasi yang baik tidak cukup dengan hanya mempunyai kemampuan dan bakat, tetapi harus diberikan latihan yang cukup, terukur, dan terarah.
Latihan yang dapat dilakukan guna mendukung prestasi lari gawang, yaitu :
a.       Lompat tanggul, latihan ini bertujuan agar pelari dapat melompat dengan ringan, mudah, dan rileks tanpa ada tenaga tambahan yang terlalu besar.
b.      Lari cepat (sprint), karena lari gawang bertujuan menempuh jarak tertentu dengan secepat-cepatnya dan harus melewati gawang, maka lari cepat sangat berguna untuk melatih kecepatan seorang pelari.
C.      ANALISA LOMPAT JANGKIT
1.      Pengertian Umum
Lompat jangkit merupakan salah satu cabang atletik pada nomor lompat. Lompat jangkit yang dalam istilah asing dikenal dengan nama triple jump atau hopstep jump, terdiri dari tiga gerakan yang harus dilakukan secara sempurna oleh setiap atlet atletik dalam sebuah perlombaan. Gerakan lompat jangkit memproyeksikan pusat gaya berat tubuh si pelompat di udara ke arah depan dengan melalui tiga tahapan lompatan atau tumpuan. Yaitu Hop-Step-Jump.
Menurut ketentuan, pelompat harus melakukan tiga kali menumpu, menumpu dua kali dengan kaki yang sama yang disebut step dan diakhiri dengan gerakan jump atau lompat. Hasil dari suatu lompatan sangat tegantung dari kecepatan horizontal dan kekuatan pada ketiga tahapan tumpuan tesebut. Jarak antara hop, step, jump bervariasi tergantung dari kecepatan, kekuatan, dan kelentukan otot. Sudut tumpuan yang tepat sangat membantu menjaga kecepatan.
Ukuran untuk Lapangan dari awal lari sampai balok tumpuan ± 45 m, jarak dari balok tumpuan sampai bak lompatan ± 13 m, panjang bak pasir / lompat 8 m, dan lebar 2,75 m, kedalaman bak pasir / lompat ± 10 20 cm.

2.      Teknik Lompat Jangkit
Agar dapat melakukan gerakan lompat jangkit dengan benar dan maksimal, memerlukan teknik yang benar pula, teknik lompat jangkit dibagi menjadi beberapa tahap gerakan, yaitu :
a.      Awalan / Ancang-ancang
Tergantung dari tingkat prestasi, lari ancang-ancang bervariasi antara 10 langkah (untuk atlet pemula) dan 20 langkah (untuk atlet profesional). Kecepatan lari ancang-ancang semakin dipercepat sampai saat bertolak.
b.      Jingkat (Hop)
Kaki penolak harus mendarat dengan aktif dan siap menyerang; ayunkan paha kaki bebas ke posisi horizontal. Bertolak ke depan dan ke atas. Untuk “JINGKAT” yang panjang & datar, tariklah kaki penolak ke depan-atas dan tarik kaki-bebas ke bawah dan ke belakang. Pertahankan tubuh tetap gerak.
c.       Langkah (Step)
Bertolak dangan cepat; luruskan mata kaki, sendi, lutut dan pinggang, ayunkan paha kaki-bebas ke posisi horizontal. Pada waktu gerak ”LANGKAH”, posisi bertolak dipertahankan; untuk mempersiapkan gerak ”LOMPAT”, luruskan kaki-bebas ke depan dan ke bawah.
d.      Lompat (Jump)
Bertolaklah dengan cepat; ayunkan paha kaki-bebas ke posisi horizontal. Untuk lompat jauh, tahap melayang melibatkan teknik menggantung atau teknik melangkah. Tarik tubuh ke depan-bawah untuk mendarat; bawa lengan ke depan.
e.       Mendarat (Landing)
Mendaratlah dengan kedua kaki sejajar di pasir, Biarkan tubuh mendarat di pasir di samping kaki.

3.      Gambaran Pelatihan Lompat Jangkit
Lompat jangkit termasuk nomor lompat yang agak sulit dilakukan, namun apabila seorang pelompat rajin berlatih maka akan terasa mudah. Berikut materi latihan yang dapat meningkatkan kemampuan Lompat Jangkit :
a.       Latihan lari, bertujuan untuk meningkatkan kecepatan lari mendatar tanpa menghambat gerakan sewaktu take off.
b.      Latihan melompat dengan satu kaki (Hop), maksudnya agar dapat dengan cepat mengubah gerakan lari menjadi suatu hop yang rendah menurut suatu lintasan, dengan sedapat mungkin tetap mempertahankan kecepatan horisontal. Latihan ini juga berguna untuk fase terakhir jump agar dapat melakukan lompatan yang jauh.
c.       Latihan step atau langkah, bertujuan melatih gerakan setelah  hop menjadi suatu langkah

D.      ANALISA LEMPAR LEMBING
1.      Pengertian Umum
Lempar lembing termasuk salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik, prestasi yang diukur adalah hasil lemparan sejauh mungkin.
Lempar lembing merupakan olahraga atletik berjenis lintasan dan lapangan. Karena Pada olahraga ini, seorang pelempar harus berlari pada lintasan untuk ancang-ancang. Kemudian, atlet melemparkan lembing pada wilayah atau lapangan yang ukurannya sudah ditentukan. Olahraga lempar lembing; memiliki perbedaan dengan cabang olahraga atletik nomor lempar lainnya. Pada olahraga lempar lembing, gaya atau style yang digunakan saat melempar lembing sudah ditentukan. Dalam olahraga lempar lembing, dibutuhkan kecepatan sedangkan pada olahraga lempar lainnya lebih mengutamakan kekuatan. Oleh karena itu, lempar lembing memiliki hubungan yang cukup erat dengan olahraga sprint.
Peraturan lomba lempar lembing :
a.      Lembing terdiri atas 3 bagian yaitu mata lembing, badan lembing dan tali pegangan lembing. Panjang lembing putra : 2,6 m – 2,7 m sedangkan untuk putri : 2,2 m – 2,3 m. berat lembing putra : 800 gram sedangkan untuk putri : 600 gram. Selain itu, lembing dilengkapi dengan pegangan sepanjang 20 cm dan ujung tajam dari metal.










Gambar 1. Lapangan Lempar Lembing

b.      Lembing harus dipegang pada tempat pegangan.
c.       Lemparan sah bila lembing menancap atau menggores ke tanah.
d.      Lemparan tidak sah bila sewaktu melempar menyentuh tanah di depan lengkung lemparan

2.      Teknik Lempar Lembing
Karena lempar lembing merupakan olahraga berjenis lintasan dan lapangan, maka untuk dapat menghasilkan suatu lemparan yang maksimal perlu memperhatikan tekniknya.
Berikut teknik yang ada pada olahraga lempar lembing :
a.      Cara Memegang
a.       Cara Finlandia
Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan dengan ujung atau mata lembing serong hamper menuju arah badan. Kemudian jari tengah memegang tepian atau pangkal ujung dari tali bagian belakang (dilingkarkan, dibantu dengan ibu jari ndiletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari telunjuk harus lemas ke belakang membantu menahan badan lembing. Sedangkan jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan lemas. Dengan cara Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari yang memegang peranan penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).

b.      Cara Amerika
Pertama lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan ujung atau mata lembing serong hamper menuju kea rah badan. Kemudian jari telunjuk memegang tepian atau pangkal dari ujung tali bagian belakang lembing, dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing serta dalam keadaan lurus. Sedangkan ketiga jari lainya berimpit dan renggang dengan jari telunjuk turut membantu dan menutupi lilitan tali lembing. Jadi dengan pegangan cara Amerika ini jari telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong tali pegangan lembing pada saat melempar (Syarifuddin, 1992).

c.       Cara Menjepit
Caranya hanya  menjepitkan lembing diantara dua jari tengah dan jari telunjuk, sedangkan jari jari lainnya memegang biasa.

b.      Cara Membawa Lembing
Cara mengambil awalan pada lempar lembing sangat erat kaitannya dengan cara membawa lembing. Oleh karena itu perlu juga diketahui oleh para atlet lempar lembing.
a.         Membawa lembing diatas pundak
Lembing dipegang di atas pundak di samping kepala dengan mata lembing serong ke atas, siku tangan dilipat atau ditekuk menuju depan. Cara ini digunakan oleh para pelempar yang menggunakan awalan gaya jangkit (hop-step) pada waktu akan melempar.
b.        Membawa lembing di bawah
Membawa lembing di bawah adalah dengan lengan kanan lurus ke bawah, mata lembing menuju serong ke atas dan ekornya menuju serong ke bawah hamper dekat dengan tanah.
c.         Membawa lembing di depan dada
Mata lembing menuju serong ke bawah sedangkan ekornya menuju serong ke atas melewati pundak sebelah kanan.

c.       Awalan / ancang-ancang
Dalam lempar lembing ada dua macam awalan yang sering digunakan, yaitu : awalan silang (cross-step) dan awalan jangkit (hop-step). Lempar lembing yang mempergunakan awalan silang (cross-step) lebih dikenal dengan lempar lembing gaya silang, sedangkan lempar lembing yang mempergunakan awalan jingkat (hop-step) lebih dikenal dengan lempar lembing gaya jingkat (Adisasmita, 1986).


d.      Gerakan Melempar
Saat kaki kiri mendarat, kaki kanan ditekuk hingga badan benar-benar jauh condong ke belakang dan badan sebagian besar pada kaki kanan. Pada saat ini lengan yang membawa lembing sudah dalam sikap lurus serong ke bawah, mata lembing dan pandangan terarah kesudut lemparan dan tangan kiri tetap rileks. Saat inilah terjadi sikap melempar yang sebenarnya. Setelah lembing ditarik melaui pundak/bahu mendekat telinga, seluruh badan ditinggikan dan dengan secepat-cepatnya melecutkan lembing. Bersamaan dengan itu lepasnya lembing dengan hentakan pergelangan tangan sebagai sumber kekeuatan terakhir (Adisasmita, 1986).

e.       Sikap Badan Setelah Melempar
Dengan lepasnya lembing dari pergelangan tangan secara otomatis keseimbangan atau yang lebih dikenal dengan titik berat badan akan menjadi labil dan hilang. Hal ini disebabkan kekuatan yang yang dikeluarkan untuk melempar dimulai dari kaki sampai kepergelangan tangan yang diawali kecepatan lari . sehingga secara ototomatis kaki yang menjadi tumpuan untuk titik berat badan tidak bias menahan badan yang terdorong ke depan untuk itu, agar keseimbangan dapat terjaga dan dikembalikan secara baik, maka pada saat tubuh condong kedepan, tangan yang melempar lembing turun dari hasil pecutan yang dilakukan.

3.      Gambaran Pelatihan Lempar Lembing
Lempar lembing merupakan olahraga lintasan dan lapangan yang membutuhkan kecepatan dan kekuatan demi hasil lemparan yang maksimal. Namun untuk dapat melakukan dengan cepat dan kuat tidak mudah, butuh latihan yang kontinyu dan terukur.
Latihan yang dapat dilakukan seorang pelempar lembing, sebagai berikut:
a.       Latihan Push-Up, bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kekuatan otot tangan yang digunakan untuk melempar lembing, latihan ini dapat diganti dengan angkat beban (dumble).
b.      Latihan Sprint / lari cepat, karena olahraga lempar lembing memerlukan kecepatan, latihan sprint ini dapat membantu meningkatkan kecepatan seorang pelempar lembing.