MAKALAH ANALISIS TENTANG
LARI GAWANG, LOMPAT JANGKIT, DAN LEMPAR LEMBING
TAHUN AKADEMIK 2011 / 2012
DISUSUN
OLEH :
Nama : HERDIAN DANANG I
NIM : K 4611056
Fak./Prodi : FKIP / PENJASKESREK
MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ATLETIK LANJUT
DARI
DOSEN PENGAMPU POMO WARIH ADI, S.Pd., M.Or
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
A. SEJARAH SINGKAT ATLETIK
Atletik
adalah aktifitas jasmani yang kompetitif atau dapat diadu berdasarkan gerak
dasar manusia, yaitu seperti berjalan, berlari, melempar, dan melompat. Atletik
seperti yang kita ketahui sekarang, dimulai sejak diadakan olympiade modern
yang pertama kali diselenggarakan di kota Athena pada tahun 1896 dan sampai
terbentuknya badan dunia Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF) pada
tahun 1912. Atletik pertama kali diperkenalkan di Indonesia dengan sebutan
Netherlands Indische Athletick Unie (NIAU) tanggal 12 Juli 1917 dan dalam
perkembangannya terbentuk suatu organisasi yang bergerak dibidang atletik
dengan nama Persatuan Atletik Seluruh Indonesia.
B. ANALISA LARI GAWANG
1.
Pengertian Umum
Lari gawang merupakan
olah raga atletik lari cepat dengan menempuh jarak tertentu namun diharuskan
untuk melompati gawang-gawang yang tingginya diatur dalam
peraturan perlombaan. Pada saat melompati gawang, atlet harus melakukannya
secara beruntun, lancar, dan rileks. Pada saat berlari diusahakan
tidak melayang terlalu lama, sehingga kecepatan lari tetap dipertahankan. Saat
berada di atas gawang, atlet harus berusaha menjaga keseimbangannya dengan badan condong ke depan. Pada saat
berlari, sebisa mungkin seperti gerakan sprint sehingga kecepatan tetap
terjaga. Faktor pertama yang harus diperhatikan oleh
atlet lari gawang adalah gerakan yang dilakukan saat start ke gawang pertama.
Hal ini dimaksudkan agar saat akan menolakkan kaki melewati
gawang pertama dapat dilakukan dengan cepat, tepat, dan
lancar. Kemudian pada saat melewati
gawang, dan gerakan finish juga merupakan faktor suksesnya lari gawang.
Peraturan
perlombaan lari gawang pada dasarnya sama dengan peraturan pada lari jarak
pendek. Perbedaannya hanya terletak pada gawang yang harus dilewati.
Pokok-pokok peraturan dalam perlombaan lari gawang yang perlu diketahui antara
lain sebagai berikut:
a.
Semua
perlombaan lari gawang harus dilakukan pada jalurnya masing-masing; mulai dari
start sampai melewati garis finish.
b.
Seorang
peserta lomba lari gawang yang menarik kakinya di luar bidang horizontal atas
gawang pada saat rnelampauinya, atau melompati gawang yang tidak berada di
lintasan sendiri, atau menurut pendapat wasit dengan sengaja menjatuhkan gawang
dengan tangan atau kaki dinyatakan diskualifikasi.
c.
Dalam
perlombaan lari gawang, jumlah gawang yang harus dilewati oleh setiap pelari
jumlahnya 10 buah, baik untuk jarak 100 m,110 m,maupun 400 m, dengan ketentuan
seperti pada tabel berikut ini.
Ketentuan jarak dan ukuran gawang
pada perlombaan lari gawang :
Jenis
Kelamin
|
Nomor
Lari Gawang
|
Tinggi
Gawang
|
Jarak
Garis Start ke Gawang Pertama
|
Jarak
Antar Gawang
|
Putra
|
110
m
|
1,067
m
|
13,72
m
|
9,14
m
|
400
m
|
0,914
m
|
45,00
m
|
35,00
m
|
|
Putri
|
100
m
|
0,840
m
|
13,00
m
|
8,50
m
|
400
m
|
0,762
m
|
45,00
m
|
35,00
m
|
2.
Teknik
Lari Gawang
Teknik
merupakan pondasi dasar dari tingginya prestasi. Teknik adalah cara yang paling
efisien dan sederhana dalam memecahkan kewajiban fisik atau masalah yang
dihadapi dan dibenarkan dalam lingkup peraturan (lomba) olahraga. Secara garis
besar Teknik lari gawang dapat digolongkan menjadi 4 tahap, yaitu :
a. Gerak
awalan (pada saat start).
b. Gerak
saat melewati gawang.
c. Lari
cepat (sprint) antar gawang.
d. Gerakan
akhir (pada saat finish).
Secara
spesifik akan dijelaskan seperti berikut :
a. Gerak awalan (Start)
Gerak
awalan (start) dari garis start ke
gawang pertama biasanya dilakukan dalam lari gawang adalah dengan start
jongkok. Untuk dapat melakukan lari gawang dengan benar dan lancar, tidak hanya
skill dan kecepatan saja seorang pelari juga harus memperhatikan awalan (start) karena gerakan ini dapat menjadi
penentuan awal suksesnya lari gawang, pada waktu akan melewati gawang yang
pertama yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut :
a.
Pada waktu hendak bertolak, pinggang
harus diangkat tinggi dan cukup jauh dari gawang yang akan dilewatinya.
b.
Lutut kaki harus berada didepan diangkat
tinggi, hingga membentuk sudut kurang lebih 900 - 950, sedangkan
lutut kaki belakang lurus dengan tumit diangkat tinggi.
b. Gerak saat melewati gawang
Setelah
sukses dengan gerakan awalan (start), gerakan selanjutnya adalah melewati
gawang dengan rentang waktu secepat-cepatnya demi menjaga keseimbangan
kecepatan lari. Usahakan ketika berada diatas gawang
keseimbangan tetap terjaga.
1)
Lintasan gerak
tubuh waktu berada diatas gawang harus diusahakan serendah mungkin, dengan
badan agak condong ke depan dan lutut agak dibengkokkan.
2)
Kaki yang
digunakan untuk menolak ditarik ke depan dengan jalan memutar ke samping.
3)
Setelah kaki
depan melewati gawang, segera diturunkan ke tanah dengan keadaan lurus.
4)
Lengan harus
membantu keseimbangan di atas gawang, sehingga dapat membantu cepat kembali ke
posisi gerak ke depan.
5)
Pada
saat berada di atas gawang badan dicondongkan ke depan, hal ini sangat berguna menjaga
keseimbangan gerakan mendorong ke depan.
6)
Pada saat
mendarat di tanah, kaki dalam keadaan lurus.
7)
Kaki belakang
dengan lutut ditekuk, tetap terangkat tinggi supaya dapat bergerak bebas
menjangkau ke depan dalam usaha membantu langkah panjang.
8)
Badan
dicondongkan ke depan membantu membawa berat badan, sehingga kaki yang berada
di atas mudah bergerak melangkah ke depan.
c. Lari cepat (sprint) antar gawang
Jumlah
langkah diantara gawang yang harus dilakukan oleh setiap pelari berbeda-beda.
Para pelari umumnya berusaha untuk dapat :
1)
Membuat
langkah dari start ke gawang pertama
antara 7-9 langkah.
2)
Setelah langkah
kaki depan mendarat ditanah mencapai 3 langkah diantara gawang.
d. Gerakan akhir (pada saat finish)
Setelah
kaki depan melewati gawang terakhir dan mendarat di tanah, yang harus dilakukan
oleh seorang pelari gawang adalah sebagai berikut :
1)
Badan condong ke
depan.
2)
Kaki belakang
secepatnya langkahkan ke depan.
3)
Lari
secepat-cepatnya sampai melewati garis finish,
dengan membusungkan dada ke depan.
3.
Gambaran
Pelatihan Lari Gawang
Segala
sesuatu yang diharapkan memperoleh hasil maksimal harus direncanakan dengan
baik dan matang. Begitu juga halnya dengan lari gawang, seorang pelari apabila
ingin mempunyai prestasi yang baik tidak cukup dengan hanya mempunyai kemampuan
dan bakat, tetapi harus diberikan latihan yang cukup, terukur, dan terarah.
Latihan
yang dapat dilakukan guna mendukung prestasi lari gawang, yaitu :
a.
Lompat tanggul, latihan ini bertujuan
agar pelari dapat melompat dengan ringan, mudah, dan rileks tanpa ada tenaga
tambahan yang terlalu besar.
b.
Lari cepat (sprint), karena lari gawang bertujuan menempuh jarak tertentu
dengan secepat-cepatnya dan harus melewati gawang, maka lari cepat sangat
berguna untuk melatih kecepatan seorang pelari.
C. ANALISA LOMPAT JANGKIT
1. Pengertian Umum
Lompat jangkit
merupakan salah satu cabang atletik pada nomor lompat. Lompat jangkit yang
dalam istilah asing dikenal dengan nama triple
jump atau hopstep jump, terdiri
dari tiga gerakan yang harus dilakukan secara sempurna oleh setiap atlet
atletik dalam sebuah perlombaan. Gerakan lompat jangkit memproyeksikan
pusat gaya berat tubuh si pelompat di udara ke arah depan dengan melalui tiga
tahapan lompatan atau tumpuan. Yaitu Hop-Step-Jump.
Menurut
ketentuan, pelompat harus melakukan tiga kali menumpu, menumpu dua kali dengan
kaki yang sama yang disebut step dan diakhiri dengan gerakan jump atau lompat.
Hasil dari suatu lompatan sangat tegantung dari kecepatan horizontal dan
kekuatan pada ketiga tahapan tumpuan tesebut. Jarak antara hop, step,
jump bervariasi tergantung dari kecepatan, kekuatan, dan kelentukan
otot. Sudut tumpuan yang tepat sangat membantu menjaga kecepatan.
Ukuran untuk Lapangan dari
awal lari sampai balok tumpuan ± 45 m, jarak dari
balok tumpuan sampai bak lompatan ± 13 m, panjang bak pasir / lompat 8 m, dan lebar 2,75 m, kedalaman bak pasir / lompat ± 10 – 20 cm.
2. Teknik Lompat Jangkit
Agar dapat
melakukan gerakan lompat jangkit dengan benar dan maksimal, memerlukan teknik
yang benar pula, teknik lompat jangkit dibagi menjadi beberapa tahap gerakan,
yaitu :
a. Awalan / Ancang-ancang
Tergantung dari
tingkat prestasi, lari ancang-ancang bervariasi antara 10 langkah (untuk atlet
pemula) dan 20 langkah (untuk atlet profesional). Kecepatan lari ancang-ancang
semakin dipercepat sampai saat bertolak.
b. Jingkat (Hop)
Kaki penolak
harus mendarat dengan aktif dan siap menyerang; ayunkan paha kaki bebas ke
posisi horizontal. Bertolak ke depan dan ke atas. Untuk “JINGKAT” yang panjang
& datar, tariklah kaki penolak ke depan-atas dan tarik kaki-bebas ke bawah
dan ke belakang. Pertahankan tubuh tetap gerak.
c. Langkah (Step)
Bertolak dangan
cepat; luruskan mata kaki, sendi, lutut dan pinggang, ayunkan paha kaki-bebas
ke posisi horizontal. Pada waktu gerak ”LANGKAH”, posisi bertolak dipertahankan;
untuk mempersiapkan gerak ”LOMPAT”, luruskan kaki-bebas ke depan dan ke bawah.
d. Lompat (Jump)
Bertolaklah
dengan cepat; ayunkan paha kaki-bebas ke posisi horizontal. Untuk lompat jauh,
tahap melayang melibatkan teknik menggantung atau teknik melangkah. Tarik tubuh
ke depan-bawah untuk mendarat; bawa lengan ke depan.
e. Mendarat (Landing)
Mendaratlah
dengan kedua kaki sejajar di pasir, Biarkan tubuh mendarat di pasir di samping
kaki.
3. Gambaran Pelatihan Lompat Jangkit
Lompat jangkit
termasuk nomor lompat yang agak sulit dilakukan, namun apabila seorang pelompat
rajin berlatih maka akan terasa mudah. Berikut materi latihan yang dapat
meningkatkan kemampuan Lompat Jangkit :
a.
Latihan lari, bertujuan untuk
meningkatkan kecepatan lari mendatar tanpa menghambat gerakan sewaktu take off.
b.
Latihan melompat dengan satu kaki (Hop), maksudnya agar dapat dengan cepat
mengubah gerakan lari menjadi suatu hop yang rendah menurut suatu lintasan, dengan
sedapat mungkin tetap mempertahankan kecepatan horisontal. Latihan ini juga
berguna untuk fase terakhir jump agar
dapat melakukan lompatan yang jauh.
c.
Latihan step atau langkah, bertujuan melatih gerakan setelah hop
menjadi suatu langkah
D. ANALISA LEMPAR LEMBING
1.
Pengertian
Umum
Lempar
lembing termasuk salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik,
prestasi yang diukur adalah hasil lemparan sejauh mungkin.
Lempar
lembing merupakan olahraga atletik berjenis lintasan dan lapangan. Karena Pada olahraga ini, seorang pelempar harus berlari
pada lintasan untuk ancang-ancang. Kemudian, atlet melemparkan lembing pada
wilayah atau lapangan yang ukurannya sudah ditentukan. Olahraga lempar lembing; memiliki perbedaan dengan cabang olahraga atletik nomor lempar
lainnya. Pada olahraga lempar lembing, gaya atau style yang digunakan saat melempar lembing sudah ditentukan. Dalam
olahraga lempar lembing, dibutuhkan kecepatan sedangkan pada olahraga lempar
lainnya lebih mengutamakan kekuatan. Oleh karena itu, lempar lembing memiliki
hubungan yang cukup erat dengan olahraga sprint.
Peraturan lomba lempar lembing :
a. Lembing terdiri atas 3 bagian yaitu mata
lembing, badan lembing dan tali
pegangan lembing. Panjang lembing putra : 2,6 m – 2,7 m sedangkan untuk putri :
2,2 m – 2,3 m. berat lembing putra : 800 gram sedangkan untuk putri : 600 gram.
Selain itu, lembing dilengkapi dengan pegangan sepanjang 20 cm dan ujung tajam
dari metal.
Gambar 1.
Lapangan Lempar Lembing
b.
Lembing harus dipegang
pada tempat pegangan.
c.
Lemparan sah
bila lembing menancap atau menggores ke tanah.
d.
Lemparan tidak
sah bila sewaktu melempar menyentuh tanah di depan lengkung lemparan
2. Teknik Lempar Lembing
Karena lempar
lembing merupakan olahraga berjenis lintasan dan lapangan, maka untuk dapat
menghasilkan suatu lemparan yang maksimal perlu memperhatikan tekniknya.
Berikut teknik
yang ada pada olahraga lempar lembing :
a. Cara Memegang
a.
Cara Finlandia
Pertama lembing diletakkan pada telapak
tangan dengan ujung atau mata lembing serong hamper menuju arah badan. Kemudian
jari tengah memegang tepian atau pangkal ujung dari tali bagian belakang
(dilingkarkan, dibantu dengan ibu jari
ndiletakkan pada tepi belakang dari pegangan dan pada badan lembing. Jari
telunjuk harus lemas ke belakang membantu menahan badan lembing. Sedangkan
jari-jari yang lainnya turut memegang lilitan pegangan di atasnya dalam keadaan
lemas. Dengan cara Finlandia ini, jari tengah dan ibu jari yang memegang
peranan penting untuk mendorong tali pegangan pada saat melempar (Syarifuddin,
1992).
b.
Cara Amerika
Pertama
lembing diletakkan pada telapak tangan, dengan ujung atau mata lembing serong hamper menuju kea rah badan.
Kemudian jari telunjuk memegang tepian atau pangkal dari ujung tali bagian
belakang lembing, dibantu dengan ibu jari diletakkan pada tepi belakang dari
pegangan dan pada badan lembing serta dalam keadaan lurus. Sedangkan ketiga
jari lainya berimpit dan renggang dengan jari telunjuk turut membantu dan
menutupi lilitan tali lembing. Jadi dengan pegangan cara Amerika ini jari
telunjuk dan ibu jari memegang peranan mendorong tali pegangan lembing pada
saat melempar (Syarifuddin, 1992).
c. Cara Menjepit
Caranya hanya menjepitkan lembing diantara dua jari
tengah dan jari telunjuk, sedangkan jari jari lainnya memegang biasa.
b. Cara Membawa
Lembing
Cara mengambil awalan pada lempar
lembing sangat erat kaitannya dengan cara membawa lembing. Oleh karena itu
perlu juga diketahui oleh para atlet lempar
lembing.
a.
Membawa lembing diatas pundak
Lembing dipegang di atas pundak di
samping kepala dengan mata lembing serong ke atas, siku tangan dilipat atau
ditekuk menuju depan. Cara ini digunakan oleh para pelempar yang menggunakan
awalan gaya jangkit (hop-step) pada waktu akan melempar.
b.
Membawa lembing di bawah
Membawa lembing di bawah adalah dengan
lengan kanan lurus ke bawah, mata lembing menuju serong ke atas dan ekornya
menuju serong ke bawah hamper dekat dengan tanah.
c.
Membawa lembing di depan dada
Mata lembing menuju serong ke bawah
sedangkan ekornya menuju serong ke atas melewati pundak sebelah kanan.
c.
Awalan / ancang-ancang
Dalam
lempar lembing ada dua macam awalan yang sering digunakan, yaitu : awalan
silang (cross-step) dan awalan
jangkit (hop-step). Lempar lembing
yang mempergunakan awalan silang (cross-step)
lebih dikenal dengan lempar lembing gaya silang, sedangkan lempar lembing yang
mempergunakan awalan jingkat (hop-step)
lebih dikenal dengan lempar lembing gaya jingkat (Adisasmita, 1986).
d.
Gerakan Melempar
Saat
kaki kiri mendarat, kaki kanan ditekuk hingga badan benar-benar jauh condong ke
belakang dan badan sebagian besar pada kaki kanan. Pada saat ini lengan yang
membawa lembing sudah dalam sikap lurus serong ke bawah, mata lembing dan
pandangan terarah kesudut lemparan dan tangan kiri tetap rileks. Saat inilah
terjadi sikap melempar yang sebenarnya. Setelah lembing ditarik melaui
pundak/bahu mendekat telinga, seluruh badan ditinggikan dan dengan
secepat-cepatnya melecutkan lembing. Bersamaan dengan itu lepasnya lembing
dengan hentakan pergelangan tangan sebagai sumber kekeuatan terakhir
(Adisasmita, 1986).
e.
Sikap Badan Setelah Melempar
Dengan
lepasnya lembing dari pergelangan tangan secara otomatis keseimbangan atau yang
lebih dikenal dengan titik berat badan akan menjadi labil dan hilang. Hal ini
disebabkan kekuatan yang yang dikeluarkan untuk melempar dimulai dari kaki
sampai kepergelangan tangan yang diawali kecepatan lari . sehingga secara
ototomatis kaki yang menjadi tumpuan untuk titik berat badan tidak bias menahan
badan yang terdorong ke depan untuk itu, agar keseimbangan dapat terjaga dan
dikembalikan secara baik, maka pada saat tubuh condong kedepan, tangan yang
melempar lembing turun dari hasil pecutan yang dilakukan.
3.
Gambaran
Pelatihan Lempar Lembing
Lempar lembing merupakan olahraga lintasan dan lapangan yang
membutuhkan kecepatan dan kekuatan demi hasil lemparan yang maksimal. Namun
untuk dapat melakukan dengan cepat dan kuat tidak mudah, butuh latihan yang
kontinyu dan terukur.
Latihan yang dapat dilakukan seorang pelempar lembing, sebagai berikut:
a.
Latihan Push-Up, bertujuan untuk melatih dan
meningkatkan kekuatan otot tangan yang digunakan untuk melempar lembing,
latihan ini dapat diganti dengan angkat beban (dumble).
b.
Latihan Sprint / lari cepat, karena olahraga
lempar lembing memerlukan kecepatan, latihan sprint ini dapat membantu meningkatkan kecepatan seorang pelempar
lembing.